DENPASAR – Tak hanya melakukan pertemuan, para delegasi 26th Inter-Islands Tourism Policy (Itop) Forum di Bali, juga melakukan penanaman mangrove di Taman Hutan Rakyat (Tahura) Ngurah Rai, Minggu (22/6).
Selain itu, para delegasi juga mengunjungi lokasi mangrove G20. Bahkan menyempatkan diri menelusuri kawasan hutan, hingga meninjau persemaian bibit mangrove.
Kepala Dinas Pariwisata Bali, I Wayan Sumarajaya menuturkan, para delegasi sangat takjub dengan alam Bali yang sangat alami. Khususnya mangrove yang menghijau.
“Mereka sempat bertanya tentang banyak varian mangrove yang dimiliki Bali. Kalau di negara mereka hanya ada tiga jenis mangrove. Bahkan ada juga yang tidak punya,” tuturnya.
Menurutnya, penanaman dan kunjungan ke mangrove juga sesuai dengan tema Itop Forum. Yakni pariwisata berbasis budaya yang kembali ke alam menuju berkelanjutan.
“Keberadaan mangrove ini juga sangat penting untuk dijaga, syukurnya kami di Bali memiliki budaya untuk menjaga tumbuhan dan juga air,” katanya.
Pihaknya juga akan menyampaikan terkait tradisi budaya di Bali yang berlandaskan Sad Kerthi.
Salah satunya terkait Tumpek untuk menjaga tumbuhan. “Ini yang membangun pariwisata berkualitas dan berkelanjutan,” jelasnya.
