Dinas Pariwisata Provinsi Bali Tanggapi Serius Paket Pariwisata Bali Dijual Murah di Tiongkok

Dinas Pariwisata Provinsi Bali Rakor Kumpulkan Asosiasi Pariwisata

DENPASAR, Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Pariwisata (Dispar) menyikapi serius dugaan Paket Pariwisata Bali dijual murah di Tiongkok via aplikasi WeChat.

Selasa (5/12) kemarin, Dispar Bali menggelar rapat koordinasi (rakor) dengan asosiasi wisata yang ada di Bali. Tak hanya itu, rapat juga melibatkan perwakilan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, dan perwakilan Satuan Polisi dan Pamong Praja Provinsi Bali.

Tampak hadir dalam rapat yang dibuka Kadispar Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun, Ketua GIPI Bali/BTB, Ketua DPD ASITA Bali, dan Ketua DPD HPI Bali. Rapat itu berlangsung di Ruang Rapat Etna, Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Renon, Denpasar.

“Rapat koordinasi terkait tindak-lanjut isu paket pariwisata Bali dijual murah di Tiongkok,” kata Tjok Bagus Pemayun.

Dikatakan, hasil dalam rapat ini menyimpulkan beberapa hal. “Permasalahan yang terjadi saat ini harus ditangani secara bersama-sama antara pemerintah dan seluruh stakeholder yang terkait,” ungkapnya.

Selain itu, lanjut dia, dalam rapat juga terungkap bahwa terdapat beberapa kelemahan pada peraturan dan regulasi yang ada, sehingga memicu munculnya peluang bagi oknum melakukan bisnis ilegal menjual pariwisata Bali dengan harga murah.

Rapat juga menyimpulkan, Satuan Polisi Pamong Praja agar lebih intensif melakukan pengawasan di lapangan.

Baik dilakukan secara terbuka atau tertutup, untuk lebih mempercepat pencegahan terhadap bisnis yang bisa merusak citra pariwisata Bali.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan, khususnya di kabupaten/kota agar melakukan pengawasan terhadap toko-toko, souvenir maupun toko-toko yang berpotensi terlibat bisnis ilegal tersebut.

“Juga akan dilakukan sidak terpadu yang melibatkan semua komponen, sesuai kasus yang terjadi,” lanjutnya.

Seperti diberikatan sebelumnya, isu jual beli kepala kembali mencuat. Kali ini, praktek curang itu diduga berkedok paket perjalanan wisata murah.

Yakni Bali dijual dengan paket murah. Informasi menyebut, seorang calon wisatawan asal China hanya cukup membayar 999 RBM untuk berlibur ke Bali selama lima hari empat malam. Jika dirupiahkan dengan kurs saat ini Rp2.140 hanya membayar Rp 2.137.860 per orang.

Dengan membayar sejumlah nominal tersebut, wisatawan menginap di hotel berbintang empat, free tiket masuk obyek wisata, dan juga fasilitas lainnya.

Pengamat dan pemerhati pariwisata, Cladius Daniel dan Hasan Sabri mengungkapkan, praktek jual beli kepala sudah berulang kali terjadi di Bali. Namun, kali ini bertransformasi menjadi paket perjalanan wisata murah.

“Praktek ini merugikan citra pariwisata Bali,” kata Daniel di Denpasar belum lama ini.